Are you ready to be a parent?
Memiliki anak adalah dambaan bagi hampir sebagian besar pasangan suami istri. Namun memiliki anak juga membutuhkan banyak persiapan baik bagi calon ibu juga calon ayah. Kehamilan adalah hal yang sangat penting untuk dibicarakan Bersama pasangan, karena kehamilan akan memunculkan banyak perubahan-perubahan dan tanggung jawab baru baik bagi ayah maupun ibu.
Sebelum
anak itu lahir, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan bagi calon ibu juga
calon ayah tentang kehamilan itu sendiri. Calon orangtua harus tahu bahwa
masa-masa kehamilan itu bukan masa yang mudah. Perlu mempelajari secra mendalam
tentang kehamilan dan juga janin yang dikandung oleh ibu, agar anak itu dapat
lahir dalam keadaan sehat. Karena setiap anak-anak yang dilahirkan adalah calon
generasi penerus bangsa.
Meskipun
banyak sekali hal yang perlu dipersiapkan sebelum mempunyai anak dan setelah
mempunyai anak, saya akan membahas 3 hal paling penting untuk mempersiapkan
para calon orangtua bahwa mereka benar-benar siap menjadi orangtua.
Hal
pertama yang perlu ditanyakan pada calon orangtua adalah tentang kesiapan itu
sendiri. Sudah siapkah untuk menjadi orangtua? Sudah siapkah untuk mendidik
anak-anak dengan sebaik mungkin? Sudah siapkah mengemban tanggung jawab baru?
Sudah siapkah membagi waktu antara kerja dengan keluarga? Sudah siapkah untuk
begadang demi mengASIhi sang bayi? Sudah siapkah memberikan kasih sayang penuh
terhadap anak? Dan mungki masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab calon ayah dan ibu, karena memiliki anak adalah tanggung jawab berdua
bukan slah satu saja.
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas lebih ke kesiapan mental bagi calon orangtua, karena menjadi
orangtua adalah tanggung jawab selamanya. Mulai dari memberikan makanan yang
sehat saat kehamilan, memberikan nama yang baik ketika si bayi lahir,
memberikan sandang, pangan dan papan, memberkan Pendidikan yang baik,
memberikan kasih sayang dan sebagainya. Karena anak adalah anugerah dan amanah
tuhan yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan sebaik mungkin.
Kesiapan mental memang hal
yang sangat krusial dalam hal ini, karena bagi ibunya sendiri misalnya memiliki
anak sedikit banyak akan mengubah bentuk tubuh sang ibu, yang dulunya memiliki
bentuk tubuh atau berat badan yang ideal menjadi sedikit lebih berisi dari
sebelumnya, atau bahkan akan menyisakan strechmark yang sangat sulit
dihilangkan dan cukup mengganggu. Olehkarenanya, baik calon ayah maupun calon
ibu harus siap dengan segala resiko yang akan terjadi baik dalam masa kehamilan,
melahirkan atau setelahnya dan semua itu harus dibicarakan matang-matang oleh
keduanya.
Kemudian hal kedua yang
tak kalah penting dari persiapan memiliki anak adalah tentang kecukupan
financial. Seperti kita tahu bahwa memiliki anak akan menambah pengeluaran dan
kebutuhan sehari-hari dalam hidup berumah tangga. Mulai dari biaya periksa saat
kehamilan, membeli obat dan vitamin, biaya lahiran, biaya untuk beli susu,
pampers, baju bayi, kemudian yang paling penting untuk pedidikan anak-anak di
masa depan nanti.
Calon
orangtua harus membicarakan kemampuan ekonomi mereka secara terbuka dan
mempersiapkan kebutuhan sang bayi sesuai kemampuan yang mereka punya, agar
tidak terjadi masalah baru akibat tak adanya persiapan yang cukup. Kecukupan
ekonomi disini tak harus banyak, yakni cukup. Kemudian disesuaikan dari
kebutuhan dan kemampuan kita, tak perlu memaksakan yang diluar batas ekonomi
masing-masing.
Selain
diskusi tentang menghidupi anak sehari-hari, sangat perlu juga dibicarakan
tentang bagaimana pembiayaan Pendidikan anak ketika masuk sekolah nanti, ingin
disekolahkan dimana anak ini ketika dewasa nanti, bisakah dicover dengan
financial yang ada sekarang atau financial yang sudah disiapkan. Pembicaraan
tentang keungan harus dilakukan secara berkala, karena mungkin fluktuatif
keungan rumah tangga mengalami naik turun, guna menghidari kesalahpahaman antar
pasangan.
And the last but not
least, adalah tentang edukasi dalam mendidik anak atau biasa dikenal parenting.
Hal ini juga yang sangat penting diketahui setiap calon orangtua. Seperti yang
sudah saya tulis diatas bahwa anak adalah anugerah dan amanah dari tuhan, maka
wajib bagi setiap orangtua untuk mengemban amanat itu dengan sebaik-baiknya.
Orangtua wajib tahu bahwa mendidik anak juga ada ilmunya yang mungkin para
orangtua harus belajar sampai mereka tua nanti.
Meskipun
tidak ada satu cara pun yang menjelaskan atau menyatakan cara paling bagus
dalam mendidik anak, karena setiap anak mempunyai ciri khas dan keunikan
masing-masing. Olehkarenanya, setiap orangtua wajib mengetahui cara mana yang
paling cocok untuk diaplikasikan terhadap anak mereka masing-masing. Karena
seperti kita tahu bahwa anak-anak akan belajar dari apa yang dia lihat, dengar,
dan apa yang dialaminya. Maka setiap masa adalah penting baginya, bagi
memorinya untuk kehidupan di masa depannya.
Menjadi
orangtua adalah kerjasama antara ayah dan ibu, bukan salah satu saja.
Mendiskusikan tentang mau dibawa kemana Pendidikan anak nanti atau mau dididik
seperti apa, itu sangatlah perlu. Ayah dan ibu adalah dua komponen yang harus
berjalan beriringan untuk mewujudkan Pendidikan terbaik untuk generasi
penerusnya.
Mengutip dari puisi Dorothy Law Nolte seorang penulis dan penasihat keluarga Amerika, dalam bukunya Children Learn What They Live: Parenting to Inspire Values.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
jika anak dibesrkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika nak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan semangat, ia belajar percaya diri
Jika nak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan ujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan rasa persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
Dari puisi diatas dapat kita ketahui bahwa apa yang dilakukan dan diajarkan oleh orangtua juga lingkungan sekitarnya juga akan dilakukan oleh anak-anak. Mendidik anak adalah tantangan terbesar dari rangkaian berumah tangga, maka diskusi dan kesepakatan antara ayah dan ibu menjadi kuncinya.
#TulisanNisa
Komentar
Posting Komentar