Menjadi perempuan bukan hal yang mudah

 


Perempuan.

Makluk tuhan yang diciptakan dengan segala kesempurnaan Nya

Makhluk tuhan yang didesign penuh cinta

Makhluk tuhan yang memiliki banyak embel-embel yang harus terpaksa dipikulnya

Makhluk tuhan yang mungkin dianggap ribet bagi sebaian lainnya

          Bahwa menjadi perempuan itu bukan hal yang mudah. Perempuan dianugerahi perasaan yang lebih peka dari laki-laki, perempuan juga diberikan kekuatan super untuk mengandung, melahirkan juga kesabaran untuk merawat anak-anaknya. Perempuan menjadi tolok ukur kedamaian dalam rumah, menjadi madrasah pertama bagi para generasi setelahnya. Berat memang tugasnya, tapi tak ayal masih banyak yang menyepelekan apa yang dilakukan oleh makhluk yang bernama perempuan. Bahkan dengan tanggung jawab yang sebesar itu tak sedikit perempuan yang masih mampu bekerja full time. Sungguh hebat memang makhluk satu ini.

          Namun menurut saya masih banyak stereotip-stereotip yang ditunjukan pada perempuan yang menurut saya itu kurang tepat dan gak fear bagi perempuan itu sendiri. Seperti, perempuan akan dianggap sudah perawan tua jika belum menikah di usia 20an (ini biasa terjadi di pedesaan) bahkan banyak yang menganggap perempuan jika usia 25 belum menikah akan susah mendapatkan jodoh dan akan di judge terlalu pilih-pilih atau lebih parahnya sok perfect. Jujur, saya sangat keberatan dengan stereotip ini, bahwa menikah adalah bukan tentang menjalani hidup 1 atau 2 hari, tapi seumur hidup. Bayangkan saja jika menentukan pasangan tidak boleh memilih, seandainya saja pasangan itu punya sifat yang gabisa ditolerir dan merugikan (khususnya bagi perempuan/istri) apa itu tidak lebih menyakitkan, berkomitmen dengan orang yang salah.

          Stereotip lain yang biasa terjadi pada masyarakat desa atau mungkin di kota juga punya stereotip ini, bahwa perempuan tak perlu belajar tinggi-tinggi dan tak perlu kerja atau berkarir yang melebihi karir laki-laki, karena itu akan membuat para perempuan susah mencari jodoh atau akan di judge oleh lingkungan sosial keras kepala. Iya, masih seperti itulah pemikiran kebanyakan orang-orang sekitar kita, menyedihkan memang!

Perempuan yang dituntut untuk mencerdaskan generasi bangsanya namun berbanding terbalik dengan realitanya. Bagaimana bisa generasi selanjutnya akan luar biasa jika perempuan dicekoki terus dengan kata-kata juga judgment yang tak seharusnya. Dan ketahuilah, bahwa apapun yang ucapan yang ditimakan pada perempuan tentang semua stereotip-stereotip itu akan sangat melukai hatinya, bahkan ada yang merasa bahwa dirinya sudah tak memiliki value lagi. Yang lebih parahnya lagi kebanyakan judgment itu muncul dari sesame perempuan juga So, think before you say.

Konotasi negative akan banyak diterima perempuan tentang hal-hal yang dia lakukan. Ketika perempuan yang mempunyai karir bagus atau mendapatkan pencapaian yang luar biasa akan dinilai bahwa dia terlalu ambisius, telalu ini terlalu itu bla blab la. Ketika perempuan memilih untuk tetap bekerja meskipun sudag berumah tangga akan mendapatkan judgment juga, bahwa tak pedui pada anaknya atau tak patu pada suaminya dan seterusnya. Padahal berdiam dirumah mengurus rumah dan segala keriwehannya itu bukan hal yang mudah. Perempuan juga butuh kehidupan sosial yang bisa merefresh otaknya dari segalaa perabotan rumah yang digelutinya, dari tangisan anak yang cukup menguras energi.

Untuk para perempuan hebat yang sedang berjuang dengan problem masing-masing apapun itu, stay stong. Kamu sudah luar biasa sampai di titik ini. You are stronger than you think. Tetaplah menjadi perempuan yang mempunyai pemikiran sendiri tanpa merendahkan yang lainnya.



#TulisanNisa


Komentar

Postingan Populer