Surat dari putrimu
Bu,
gimana kabarmu?
Malam ini
tepat sewindu kita tak bertemu
malam ini
Tepat Pukul 9 malam di sabtu malam
malam ini
kali pertama kumenyaksian kebenaran yang cukup menyakitkan
bu,
Bagaimana disana?
Semua lebih baik bukan dari ramainya dunia ?
Bu,
Ini sudah sewindu, tapi rinduku makin riuh
aku tak mampu mengontrol ramainya dirimu dalam hatiku
Bu,
Ini sudah sewindu, tapi air mataku bahkan lebih deras terkuras
Aku bingung bagaimana caranya mengehentikan nya,
mungkin saja tidak bisa kuhentikan
Bu,
Tidakkah kau rindu aku?
Tidakkah kau ingin hadir di lelapnya tidurku?
Bu,
Aku tak tahu bagaimana menceritakan hatiku
kalau ada kata y ang lebih dari rindu,
mungkin itu juga tak cukup menggambarkan kerinduan ini
Bu,
Bagaimana sekarang, sudah bertemu bapak?
Bagaimana kabar bapak juga?
Bu,
Bapak sudah lama ingin menyusulmu
Dan 59 hari yang lalu tuhan mengabulkan itu
Tapi bu,
Bapak gak pamit sama aku bu,
Bapak tak bilang kalau Hari itu ingin menyusulmu
Aku hancur hari itu
mengulang kehancuran sewindu lalu
Bu, pak
Aku harus bagaimana tanpa kalian?
Aku berjalan tanpa tujuan
Aku tak lagi punya alasan untuk bertahan
Bu, pak
Aku harus kemana sekarang?
Aku tak lagi punya tempat pulang
Bu, pak
Bagimana aku bisa kuat tanpa kalian?
Sedangkan energi terbesarku sudah habis ditimbun batu nisan
Alasan hidupku sudah dibawa terbang sejak sewindu lalu
Bu, pak
Terimakasih untuk perjuangan luar biasa
Terimakasih untuk segala hal yang tak pernah bisa kukembalikan jasanya
Terimakasih
Bu, pak
Maafkan aku
Maafkan segala khilaf yang sudah seperti rutinitas
Maafkan segala salah yang bahkan sudah sperti lumrah
Maafkan bu, pak
Bu, pak
Peluk aku disetiap lelapnya malam
Jaga aku dari keabadian
Selamat beristirahat dengan tenang
Selamat mengabadikan cinta selamanya.
______
Dari anakmu yang masih mencari makna.
Komentar
Posting Komentar